KARAWANG, KANALKARAWANG.COM – Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Karawang mengalami lonjakan dalam dua bulan terakhir. Kenaikan ini dipicu oleh berkurangnya pasokan dari petani akibat transisi musim tanam, serta penyerapan gabah secara masif oleh Bulog. Selain itu, penerapan kebijakan Over Dimension Over Load (ODOL) dalam transportasi logistik turut disebut sebagai salah satu faktor yang mempersempit distribusi.
Pantauan di Pasar Johar Karawang, pada Senin, (7/7/25) harga beras kualitas medium kini tembus Rp13.500 per kilogram, sedangkan kualitas premium mencapai Rp15.500, dan kualitas super dibanderol Rp17.500 per kilogram. Kenaikan harga rata-rata berkisar antara Rp500 hingga Rp700 per kilogram dibandingkan bulan sebelumnya.
Menurut Rini, salah satu pedagang beras di Pasar Johar, kenaikan harga terjadi karena pasokan dari petani menurun.
“Sekarang ini masa peralihan dari musim tanam pertama ke musim tanam kedua, jadi stok gabah dari petani agak seret. Ditambah lagi Bulog banyak menyerap gabah langsung dari petani,” ungkapnya.
Rini juga menyebut bahwa kebijakan ODOL turut berdampak pada biaya distribusi beras dari daerah produsen ke pasar Karawang.
Sementara itu, Kepala Bulog Karawang, Umar Said, menilai kenaikan harga beras saat ini masih dalam kategori wajar dan bersifat sementara.
“Kami melihat harga di pasaran memang naik, tapi masih dalam batas normal. Faktor ODOL menurut kami tidak terlalu signifikan memengaruhi harga,” jelas Umar.
Bulog Karawang juga memastikan bahwa hingga saat ini belum merencanakan operasi pasar. Fokus mereka saat ini masih pada penyaluran bantuan pangan kepada masyarakat miskin.
Pasokan beras diprediksi akan kembali stabil pada akhir Juli hingga awal Agustus, seiring dengan masuknya panen dari musim tanam kedua. Saat ini, stok beras di gudang Bulog Karawang mencapai 1.500 ton, yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.*(red).


